Di antara rahasia suksesnya dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah pesona akhlak sang nabi yang amat mulia. Kemuliaan akhlak tersebut mendapat pujian langsung dari Allah Ta’ala melalui Firman-Nya di dalam al-Qur’an al-Karim.
Rasulullah adalah pribadi yang dihormati, disayangi dan dicintai kawan, serta disegani oleh lawan. Beliau juga tidak pernah menaruh rasa dengki, pun kepada orang yang memusuhi dan melancarkan makar kepada beliau. Bahkan, kecintaan beliau kepada umat manusia pulalah yang menyebabkan para musuh dakwah tidak mendapatkan azab dari Allah Ta’ala.
Karenanya, inilah dakwah terbaik. Dakwah yang mengajak dengan hikmah, bukan caci maki, celaan, penghakiman maupun tindakan negatif lainnya. Inilah dakwah dengan kesabaran melalui kalimat yang baik, perhatian nan tulus dan doa ikhlas tiada henti. Metode dakwah inilah yang dilakukan oleh Ustadz Arifin Ilham, sehingga atas Kehendak Allah, seorang yang awalnya berjuluk pemabuk, berganti nama menjadi ahli dzikir.
Kesukaannya kepada minuman arak sudah menjadi buah bibir masyarakat sekitar. Dilengkapi dengan rokok, suka melukis gambar tak senonoh, dan kasar, seakan melengkapi kebengalan sosoknya tempo dulu.
Hampir setiap pagi di masa jahiliyahnya, ia selalu berteriak di dekat masjid yang digunakan oleh Ustadz Arifin Ilham untuk tunaikan shalat Subuh berjamaah. Pernah juga, ia menghadang mobil yang dinaiki Ustadz Arifin Ilham sepulang Subuh berjamaah keliling. Saat itu, jamaah Subuh yang berada dalam tiga mobil, hampir saja marah dibuatnya.
Namun, bukan langkah itu yang dilakukan oleh Ustadz kelahiran Banjarmasin ini. Beliau memilih berdakwah dengan hikmah. Maka, tuturnya di akun Fesbuknya, “Tekad untuk mengajak beliau bertaubat sudah Abang azzamkan diiringi dengan doa tiada henti.”
Doa inilah salah satu upaya mengetuk hati sesama dengan terlebih dahulu mengetuk pintu langit. Sebab, Allah Ta’ala-lah yang menguasai semua hati manusia dan Mahakuasa untuk membolak-balikannya.
Selain itu, ada ikhtiar yang tidak lupa dilakukan oleh Ustadz Pemimpin Majlis az-Zikra ini. “Setiap bertemu,” tuturnya, “Abang selalu menyapa lebih dulu.” Tak lupa, ketika pagi hari membeli sarapan bersama jamaah Subuh, beliau juga memberikan hadiah kecil kepada objek dakwahnya itu. “Setiap membeli bubur atau lontong sayur,” terangnya lembut, “Selalu Abang bungkus untuk beliau.”
Bukan main, selama empat tahun Ustadz Arifin Ilham melakukan kerja-kerja dakwah penuh cinta itu. Dengan ikhtiar maksimal, doa tulus tiada putus, dan kesungguhan menjaga akhlak, akhirnya Allah Ta’ala pun kurniakan hidayah yang menjadi wilayah Kuasa-Nya dan tak ada satu pun dai yang mampu memberikan hidayah itu kepada siapa yang dicintainya.
Hingga tibalah suatu masa, saat mantan pemabuk ini mendatangi rumah Sang Ustadz. Selepas menyapa terbata, ia berujar, “Maafkan Abang, ya Ustadz.” Lanjutnya, “Terimakasih atas semua kebaikan dan perhatian Ustadz.” Pungkasnya sampaikan pinta, “Abang pingin shalat. Bimbing ya, Ustadz…”
Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar. Kini, beliau yang dulu namanya disandingkan dengan AO (Julukan karena terbiasa minum minuman keras), sekarang namanya bersanding manis dengan kata Zikir. Semoga Allah Ta’ala berkahimu, saudaraku Jhoni Zikir. Aamiin. [Pirman]