Balasan Umar bin Abdul Aziz terhadap Anak Yatim yang Melukai Putranya

0
balasan umar bin abdul aziz
ilustrasi (Pinterest)

Umar bin Abdul Aziz mendengar kegaduhan di luar rumahnya. Ia pun keluar untuk memeriksa apa yang terjadi.

Terlihat banyak anak berkerumun di depan rumah Umar bin Abdul Aziz. Mereka mengantar putranya pulang.

“Putra Anda terluka, wahai Amirul Mukminin. Anak ini yang telah melukainya,” kata anak-anak sambil memegangi pelaku.

Rupanya, ketika putra Umar main di luar, salah seorang teman melukainya. Lalu anak-anak lain menangkapnya dan membawanya menghadap Amirul Mukminin.

Dari kejauhan, datang seorang perempuan tergopoh-gopoh. Wajahnya cemas. “Dia adalah anakku, wahai Amirul Mukminin. Dia anak yatim.”

Mengetahui ia anak yatim, Umar bin Abdul Aziz terdiam sesaat.

“Tenanglah, Bu,” kata Umar. “Apakah ia menerima santunan dari negara?”

“Tidak.”

“Masukkan ia dalam daftar anak yang berhak menerima santunan negara,” kata Umar bin Abdul Aziz kepada pejabat keuangan.

Ibu anak yatim menghela nafas panjang. Ia lega anaknya tidak dihukum. Justru mendapat santunan. Ia telah banyak mendengar keadilan Umar bin Abdul Aziz dan kini merasakan langsung kemuliaannya.

Balasan Umar bin Abdul Aziz membuat Fatimah istrinya heran. “Apakah engkau berbuat baik kepada anak yang telah melukai putramu? Bagaimana jika ia melukainya lagi untuk kedua kali?”

“Dia anak yatim,” jawab khalifah yang digelari khulafaur rasyidin kelia oleh sebagian ulama itu. “Apa kalian akan menyakitinya?”

Demikianlah keadilan dan kebaikan Umar bin Abdul Aziz. Ia sangat cinta dan sayang kepada anak-anaknya. Namun ia juga sangat mencintai dan menyayangi rakyatnya. Baginya, tak boleh menyakiti rakyat dan menzalimi mereka. Apalagi jika itu adalah anak yatim dan kaum duhafa.

Ia takkan lupa sabda Rasulullah sambil mendekatkan jari telunjuk dan jari tengah. “Aku dan orang yang menyantuni anak yatim, kelak di surga seperti ini.”

Baca juga: Nasehat Said bin Musayyab

Pikiran Umar adalah bagaimana melindungi dan mensejahterakan mereka. Dan itu terus menerus dilakukan di masa pemerintahannya. Di bawah kepemimpinannya, kesejahteraan meningkat, ketaqwaan juga meningkat.

Baitul mal kesulitan mendapatkan orang yang mau menerima zakat. Sebab utamanya karena jumlah fakir miskin berkurang banyak. Namun ada pula orang miskin yang tak mau menerima zakat karena menjaga izzahnya. [Muchlisin BK/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaSyaikh Ahmad Yasin, Dari Kursi Roda Mengguncang Dunia
Artikel berikutnyaMelihat Tanda Ini, Ulama Tahu Khalifah Umar bin Abdul Aziz Wafat