Masalah dalam kehidupan ibarat garam dalam makanan. Keberadaannya amat penting untuk memengaruhi rasa masakan yang disajikan. Karenanya, kadarnya harus pas; jangan sampai berlebih.
Namun, sebagaimana keberadaan garam sebagai penyeimbang rasa, hidup bukanlah untuk mencari-cari masalah. Cukup lakukan kewajiban sebagai seorang hamba, kemudian atasi semua kendala yang menghalanginya.
Sebab, sebagaimana masakan yang tak bisa dinikmati karena kebanyakan garam, hidup pun akan senantiasa menyesakkan jika masalah yang ada tak kunjung diselesaikan; hanya ditumpuk hingga menjadi bom waktu.
Lalu, apa yang kudu dilakukan jika masalah menimpa? Pasalnya, masalah datang menyergap; tanpa permisi apalagi mengetuk pintu? Karena itu, mari lihat bagaimana yang pertama kali dilakukan Rasulullah saat masalah menyapa.
Ada orang yang berupaya lari dari masalah. Saat masalah datang, ia abai dan kemudian masalahnya menumpuk. Ketika waktu dan keadaan menuntutnya untuk segera menyelesaikan masalah itu, ia malah pergi menuju sesuatu yang justru memperparah masalahnya.
Misalnya, mereka yang dikaruniai banyak uang, namun salah memanfaatkan. Ketika masalah datang, dan itu berkaitan dengan hukum, maka yang ia lakukan adalah memberikan sogokan kepada hakim yang tangani perkaranya. Anggapannya, masalah akan kelar seketika setelah uang tersebut dimanfaatkan oleh si hakim dan keluarganya.
Ada lagi oknum yang saking banyaknya karunia harta kepada mereka, ketika ditimpa masalah dan ia berupaya melupakannya, yang ditempuh adalah jalan-jalan keliling dunia dengan anggaran ratusan juta hingga milyaran rupiah. Mirisnya, ia hanya menginap di satu hotel menuju hotel lainnya, ditemani wanita bukan muhrim, dan yang dilakukan hanya minum-minuman keras disertai tontonan dan permainan maksiat lainnya.
Yang lebih rendahan derajat ekonominya, lain lagi jalan yang ditempuh. Saat hadapi masalah hidup, mereka memilih berkumpul dengan teman-temannya, di pinggir jalan, sambil main musik yang mengganggu sekitar, kemudian menenggak minuman keras murahan yang dioplos dengan obat serangga.
Masih banyak lagi contoh lain yang sejenis. Banyak derivasinya, tapi yang paling pasti: mereka hanya melupakan dan menambah masalah, bukan menyelesaikannya.
Lantas, apa yang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lakukan saat ditimpa masalah hidup? Mari simak penuturan Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
“Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ditimpa masalah”, tutur Hudzaifah bin Yaman sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud, “Maka (beliau) segera mendirikan shalat.”
Itulah yang dilakukan Nabi. Dan, selaras dengan firman-Nya, “Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” Jadi, saat masalah datang, shalatlah. Sebab Dia akan membantu siapa saja yang memohon pertolongan padanya. [Pirman]