Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus oleh Allah Ta’ala untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Beliau yang menjadi Nabi terakhir dan imam para Utusan Allah Ta’ala merupakan teladan dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
Sebelum diangkat menjadi Nabi, Muhammad bin Abdullah merupakan sosok dengan akhlak yang amat memesona. Gelar ‘terpercaya’ pun disematkan kepadanya. Banyak kaum kafir sekali pun yang menitipkan barang kepada beliau dan minta diselesaikan urusannya.
Terkait kepiawaiannya dalam memimpin, ahli sejarah Muslim menyebutkan dua kebiasaan masa kecil sang Nabi. Ialah menggembala kambing dan berdagang. Dari dua aktivitas tersebut, Muhammad belajar ilmu manajemen dan kepemimpinan. Muhammad belajar berdagang sejak usia delapan sampai empat puluh tahun. Sebuah bentangan masa yang panjang.
Dalam berdagang, Muhammad adalah ahlinya. Tiada satu pun orang yang menjalin transaksi dengannya melainkan akan mendapatkan kepuasan dan ketagihan. Karena keprofesionalan pula, Muhammad diangkat untuk mengurusi dagangan salah satu pebisnis sukses Makkah kala itu, Khadijah binti Khuwailid. Muhammad tak pernah dusta dalam berdagang. Dia senantiasa mengatakan kebenaran, pun jika ada cacat dalam barang-barang yang dia perdagangkan.
Akhlak ini pula yang dipraktikkan oleh kaum Muslimin setelahnya. Di Syam, misalnya, para pedagang saling berkumpul di sebuah pasar. Di sana dijumpai ada pasar khusus minyak wangi, pasar hewan, pasar pakaian, dan seterusnya.
Dikisahkan oleh Dr ‘Ali Hasyimi dalam Membentuk Kepribadian Muslim Ideal menurut al-Qur’an dan as-Sunnah, ada seorang pedagang yang mendapatkan pembeli sejak pagi. Dagangannya banyak diserbu oleh pembeli dari berbagai penjuru daerah.
Saat hari agak siang, ada beberapa pembeli yang kembali mendatangi tempatnya berjualan. Akan tetapi, dengan nada yang amat santun, sang pedagang berkata, “Maaf, Pak. Datangilah tetanggaku, dan belilah barang darinya.”
Sang pedagang teladan ini mengemukakan alasannya, “Sebab daganganku sudah laku sejak tadi pagi, sedangkan dagangan tetanggaku belum ada yang membeli.”
Bukankah ini akhlak yang sangat mulia? Akhlak yang lahir karena bagusnya iman di dalam sanubari. Perangai mulia lantaran meneladani manusia paling mulia sepanjang sejarah. Sebuah teladan yang membuat dunia kagum dan sangat jarang kita dapati di akhir zaman ini.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]