Konsekuensi paling pasti dari kehidupan yang kita jalani saat ini adalah kematian. Kita pasti mati. Hanya tidak tahu kapan waktunya, dimana kejadiannya, dan bagaimana prosesnya. Kita pasti mati, tapi tiada yang menjamin apakah kita akan bahagia pada kehidupan setelah mati.
Akhir kehidupan manusia hanya dua. Kebaikan atau keburukan. Tidaklah dua hal itu bersatu dalam diri seorang hamba, kecuali salah satu akan mengalahkan pihak yang lainnya.
Akhir kematian yang baik atau buruk ada sebabnya. Hendaknya kita mengetahui agar bisa mengupayakan sebab-sebab mendapatkan kematian yang baik serta menghindari sebab-sebab yang membawa kita pada akhir kehidupan yang buruk.
Berikut ini 6 sebab kematian yang buruk (Su-ul Khatimah) sebagaimana dijabarkan oleh Dr ‘Umar ‘Abdul Kafi dalam bukunya al-Wa’dul Haq.
Banyak Angan-angan
Inilah ciri orang yang merugi. Angan-angan mereka panjang. Yang ada dibenaknya hanyalah dunia dan berbagai jenis perhiasannnya.
Mereka mengumpulkan sebanyak mungkin pernak-pernik duniawi sehingga takut menghadapi kematian yang amat pasti. Tatkala kematian menyergapnya, iman belum ada, tiada sedikit pun persiapan yang dimiliki.
Banyak atau panjangnya angan-angan ini setidaknya memiliki tiga konsekuensi buruk; menjadikan dunia sebagai tujuan, menunda-nunda melakukan amal shalih hingga benar-benar tertinggal, bergelimang dalam perbuatan sia-sia, dosa, dan maksiat.
Berlaku Zhalim
Zhalim merupakan lawan dari sikap adil. Ialah menempatkan sesuatu tidak pada tempat seharusnya. Bersikap dengan apa yang tidak seharusnya disikapi dengannya. Kezhaliman yang paling besar adalah berlaku syirik; mensekutukan Zat yang seharusnya diibadahi tanpa tandingan.
Selain zhalim kepada Allah Ta’ala dengan mensekutukan-Nya, ada tiga tindakan zhalim yang lain; zhalim kepada diri sendiri, zhalim terhadap agamanya, dan zhalim kepada makhluk lain-baik hewan maupun tumbuhan serta alam semesta.
Lupa Berdzikir
Ingat kepada Allah Ta’ala merupakan amalan yang tiada batasnya. Tidak terbatas waktu, tempat, dan bilangan. Di mana pun, dzikir bisa dikerjakan asal bukan di tempat buang air kecil atau besar. Dalam kondisi apa pun, dzikir senantiasa disunnahkan bahkan ada dzikir-dzikir khusus dalam momen-momen tertentu. Berapa pun, dzikir seharusnya diperbanyak; pada pagi, siang, sore dan malam hari. Sepanjang masa.
Bersambung ke 6 Sebab Kematian yang Buruk (2)