Islam sangat perhatian kepada persaudaraan. Islam menaruh hormat yang agung pada mereka yang bersahabat atas nama iman dan cinta kepada Allah Ta’ala. Maka siapa pun yang saling mencintai kepada sahabat, saudara, dan sesama kaum Muslimin lantaran kecintaan kepada Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ada pahala agung yang membuat iri para Nabi dan orang-orang shalih lainnya.
Merasakan Manisnya Iman
Manisnya iman akan diberikan oleh Allah Ta’ala, di antaranya kepada tiga golongan. Tiga golongan ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga hal yang dengannya seseorang akan merasakan manisnya iman; menjadikan Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang karena Allah Ta’ala, dan benci apabila dirinya kembali kepada kekufuran setelah Allah Ta’ala mengeluarkannya dari kekufuran tersebut sebagaimana kebenciannya jika dijebloskan ke dalam api neraka.”
Dengan saling mencintai karena Allah Ta’ala, manisnya iman bisa dirasakan. Manisnya iman inilah yang menjadi sebab bagi seorang hamba untuk berlama-lama dalam munajatnya kepada Allah Ta’ala. Nikmat.
Didatangi Malaikat
“Ada seorang laki-laki yang berniat mengunjungi saudaranya di kampung lain. Allah Ta’ala mengutus malaikat untuk turun di jalan yang hendak dilalui oleh laki-laki ini. Malaikat itu menghampiri dan bertanya, ‘Anda hendak pergi ke mana?’ Sang laki-laki sampaikan jawaban, ‘Aku berniat mengunjungi saudaraku di kampung ini.’ Malaikat kembali bertanya, ‘Adakah suatu kepentingan lain yang ingin kamu dapatkan darinya?’ Jawab si laki-laki lugas, ‘Tidak ada. Aku berkunjung kepadanya hanya karena aku mencintainya karena Allah Ta’ala.’ Malaikat berkata, ‘Sungguh, aku adalah utusan Allah Ta’ala kepadamu. (Karena amalanmu itu) Allah Ta’ala mencintaimu seperti cintamu kepada saudaramu karena-Nya.’”
Hadits agung ini diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dan dikutip oleh Dr Muhammad ‘Ali Hasyimi dalam Membentuk Pribadi Muslim Ideal berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah.
Dicintai Allah Ta’ala
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, seorang laki-laki mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu berkata, “Ya Rasulullah, aku mencintai laki-laki ini.” Nabi al-Musthafa bertanya, “Sudahkah engkau memberitahukan (rasa cintamu) kepadanya?” Jawab si laki-laki tanpa nama, “Belum.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun berkata, “Beritahukanlah kepadanya.”