Islam adalah agama yang paripurna, mengatur seluruh persoalan hidup agar bernilai ibadah kepada Allah Ta’ala. Sebagai salah satu buktinya, Islam mengakomodasi kecenderungan umat manusia yang memang membutuhkan canda dalam kehidupannya. Bahkan, jika seorang hamba memenuhi syarat-syarat yang digariskan oleh Islam, maka canda yang terkesan remeh bisa membuahkan pahala baginya.
Berikut ini 5 syarat agar bercanda menghasilkan pahala.
Tidak Berlebihan
Islam mengatur seluruh persoalan dalam kadar pertengahan. Tidak boleh berlebihan. Bahkan dalam soal agama, berlebihan dilarang dengan sangat tegas. Bercanda yang berlebihan bisa mengakibatkan hilangnya kendali hingga tergerusnya harga diri seorang Muslim.
Bukan Caci Maki dan Cemooh
Larangan ini sangat tegas, sampai-sampai Allah Ta’ala berfirman di dalam surat al-Hujurat [49] ayat 11.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain. Boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.”
Jangan Jadikan sebagai Kebiasaan
Seorang yang benar iman dan Islamnya tidak akan menjadikan canda sebagai kebiasaan. Mereka hanya melakukan seperlunya. Sesuai kebutuhan. Hal ini merupakan salah satu pengamalan dari sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah Rahimahumullahu Ta’ala, “Di antara tanda benarnya Islam seseorang ialah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.”
Bukan Dusta
Orang beriman hanya bercanda dengan kebenaran. Haram bagi mereka mengarang cerita dusta demi mengundang tawa orang lain.
“Celakalah orang yang berbicara, lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa. Celakalah!” (HR Imam Abu Dawud Rahimahullahu Ta’ala)
Tidak Menggunakan Agama sebagai Bahan Candaan
Hal ini sesuai dengan perintah Allah Ta’ala di dalam surat at-Taubah [9] ayat 65-66.
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf. Karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.”
Semoga Allah Ta’ala menjaga kita dari segala jenis kesia-siaan dan dusta. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
Rujukan: Majalah Dakwah Islam al-Intima’ edisi 70 (Maret 2016)