Lanjutan dari Lakukan 10 Amalan Ini, Anda Berhak Mendapatkan Cinta Allah
Menghayati Nama dan Sifat Allah Ta’ala
Allah Ta’ala memiliki nama-nama yang baik, asma’ al-husna. Nama-nama ini sekaligus menjadi sifat agung yang hanya dimiliki dan berhak disandang oleh-Nya serta mustahil bagi selain-Nya.
Menghafal nama-nama-Nya yang agung adalah kebaikan, tapi akan menjadi lebih berdaya guna jika diikuti dengan penghayatan sepenuh jiwa hingga nama-nama tersebut menjadi spirit dalam beramal shalih.
“Barang siapa yang mengenal Allah Ta’ala melalui nama, sifat, dan perbuatan-Nya, pastilah dia mencintai-Nya.” tutur al-Fairuz. Hal ini pun berlaku sebaliknya, mustahil seseorang mencintai Allah Ta’ala dan mendapatkan kecintaan-Nya jika dia tidak mengenal nama-nama-Nya yang agung.
Syukur Nikmat
Ialah mengakui kebajikan, kebaikan, dan nikmat Allah Ta’ala; baik yang terlihat atau tidak. Berbicara nikmat, maka syukur adalah keharusan. Baik dengan hati, lisan, atau perbuatan. Harus selaras dan terus menerus. Apalagi, syukur menjadi salah satu maqam yang tinggi dalam perjalanan spiritual seorang hamba.
Taubat
Kembali kepada Allah Ta’ala sebab kita kerap mengerjakan dosa dan kekeliruan. Bisa dibilang, inilah salah satu tahapan yang paling sukar. Karena tabiat manusia yang sering dirasuki sombong sehingga enggan mengakui kekeliruan dirinya. Taubat dalam bahasa al-Fairuz ialah hancurnya hati berkeping-keping karena menyesal di hadapan-Nya.
Bermunajat
Dalam melakukan munajat, al-Fairuz merekomendasikan waktu malam hari sampai menjelang fajar dengan membaca al-Qur’an al-Karim, bersimpuh dengan tulus, dan diakhiri dengan memohon ampun atas segala dosa yang pernah dilakukan.
Hendaknya kita bersungguh-sungguh untuk melakukan amalan ini sebab amat berat godaannya. Setan tidak akan membiarkan kita bermunajat di malam hari sebab Allah Ta’ala menjanjikan derajat yang mulia bagi siapa yang istiqamah mengamalkannya.
Bergaul dengan Orang Shalih
Orang-orang shalih ialah mereka yang cinta dan tulus kepada Allah Ta’ala. Hendaknya kita bergaul dengan mereka untuk mengambil pelajaran, hanya berbicara seperlunya, lebih banyak mendengarkan nasihat, melihat dan merasakan aura keshalihan wajah, serta meyakini bahwa sikap mereka sangat bernilai bagi kita.
Buang Segala Rintangan
Setelah melakukan semua amal pendekatan, seorang hamba yang mendambakan cinta dari Allah Ta’ala harus membuang segala hal yang merintangi dirinya dengan Allah Ta’ala. Agar tidak ada lagi penghalang antara dia dengan-Nya.
Di antara hal-hal yang merintangi seorang hamba dari Allah Ta’ala adalah kesia-siaan, maksiat, dan segala perbuatan dosa. Baik berupa ucapan maupun perbuatan. Bahkan melakukan (memakan) hal-hal yang dibolehkan secara berlebihan juga bisa menjadi penghalang seorang hamba dengan Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]