Keajaiban Nabi Muhammad Saat Kecil

0

Menjadi yatim sejak dalam kandungan bukanlah hal yang mudah. Tak ada sentuhan sang ayah saat dalam kandungan, pun dengan belaian di masa kecil dan interaksi-interaksi inspiratif lain saat balita. Meskipun, di sana terdapat hikmah yang besar. Allah Ta’ala mewafatkan ‘Abdullah bin ‘Abdul Muthalib sebab Muhammad yang kelak menjadi Nabi akan diurus-Nya secara langsung.

Kehidupan yatim itu pun makin berat ketika sang bunda pergi saat dirinya masih kecil. Belum genap sepuluh tahun. Bukankah sentuhan bunda kandung adalah kebahagiaan dan pendidikan yang tak tergantikan? Tetapi, di sana terdapat hikmah yang amat besar.

Ditinggalkan oleh bunda Aminah binti Wahab, Muhammad mulia yang masih belia diasuh oleh dua orang bunda yang tak kalah luar biasanya; Ummu Aiman sang budak peninggalan ayahnya, dan Fathimah binti Asad-bibi yang amat menyayanginya, istri Abu Thalib.

Sebab yatim piatu sejak belia, Nabi Muhammad pun amat disayangi oleh kakeknya. Beliau senantiasa berpesan agar Ummu Aiman menjaga Muhammad belia dengan seksama. Apalagi, tuturnya sering kali, “Perhatikan Muhammad. Tadi, aku melihatnya bersama anak-anak lain di dekat pohon bidara.” Pungkasnya sampaikan pesan, “Orang-orang Ahli KItab meyakini bahwa cucuku ini kelak menjadi Nabi umat ini.”

Tak bisa dielakkan, ajal pun memisahkan kasih sayang sang kakek dengan cucu kebanggaannya itu. Muhammad kecil pun diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Agak meenyedihkan, kehidupan Abu Thalib ini serbakekurangan dari segi ekonomi. Bahkan, anak-anaknya jarang mendapati makanan yang cukup.

Tetapi, kehidupan sukar secara ekonomi itu berangsur pudar dan berganti berkah setelah Muhammad hadir di rumah itu. Berkah makanan, tak pernah kekurangan, bahkan susu satu gelas-setelah diminum oleh Muhammad-bertambah banyak dan mengenyangkan seluruh anggota keluarga itu.

Semakin membanggakan, Muhammad kecil tidak pernah mengeluh lapar atau halus. Sebagaimana dikisahkan oleh Ummu Aiman sang ibu asuhnya, “Beliau minum seteguk air zamzam di pagi hari. Saat aku menawarinya makan di siang hari, beliau menjawab, ‘Tidak usah. Aku tidak lapar.’”

Di antara keajaiban lain, Muhammad kecil selalu rapi, meskipun bangun tidur. Padahal, anak-anak Abu Thalib yang menempati rumah dan tempat tidur yang sama mengalami kondisi yang jauh berbeda. Tutur Syeikh Mahmud al-Mishri, “Anak-anak Abu Thalib acak-acakan, rambut mereka awut-awutan, dan mata mereka penuh kotoran.” Sangat berbeda dengan Muhammad kecil yang, “Ia bangun tidur dalam kondisi sangat rapi. Rambutnya tersisir dan berminyak, matanya bersih dan bercelak.”

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad. [Pirman/Kisahikmah]

Artikel sebelumnyaSiapa Baca Kalimat Ini, Tak Ada Bahaya yang Menimpanya
Artikel berikutnyaSaking Cintanya, Shahabiyah Ini Pernah Memarahi Nabi