Inilah Orang Islam yang Paling Besar Kejahatannya

0

Contoh pengikut terbaik telah diperagakan dengan sangat apik oleh sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka adalah tim kehidupan yang selalu taat setelah mendengarkan perintah dari Nabi yang juga kekasihnya itu.

Sedangkan tipikal pengikut terburuk adalah kaum Bani Israil yang hidup satu zaman dengan Nabi Musa ‘alaihis salam. Mereka banyak bertanya, hingga mendapatkan banyak kesulitan yang akhirnya menghalangi diri dari melakukan perintah tersebut.

Banyak bertanya adalah salah satu sebab kehancuran generasi terdahulu. Sebab mereka bertanya untuk berkelit, meskipun dalihnya untuk mencari kebenaran.

“Biarkanlah masalah-masalah yang tidak aku persoalkan atas kalian,” sebab, “Binasanya orang-orang sebelum kalian disebabkan mereka banyak bertanya dan menentang Nabi yang diutus kepada mereka.”

Lanjut Nabi dalam riwayat Muslim ini, “Jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka kerjakanlah semampu dengan kalian. Dan jika aku melarang kalian mengerjakan sesuatu, maka tinggalkanlah.”

Itulah koridor yang amat jelas. Peraturan resmi dari Nabi yang merupakan hal terbaik untuk umat-umatnya. Dan, inilah di antara rahasia keberhasilan yang telah diperoleh generasi sahabat Radhiyallahu ‘anhum ajma’in.

Karenanya pula, dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Mughirah bin Syu’bah disebutkan, “Rasulullah melarang membicarakan setiap kabar yang tidak jelas asal usulnya, menghambur-hamburkan harta, serta banyak bertanya.”

Banyak bertanya, sebagaimana dilakukan oleh Bani Israil telah menyulitkan diri mereka ketika hendak mengerjakan perintah Allah Ta’ala melalui Nabi Musa ‘alaihis salam. Padahal, jika tak bertanya, maka seburuk apa pun yang mereka kerjakan, akan diterima oleh-Nya sebab ketaatan.

Dalam sebuah hadits shahih yang dikutip Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, banyak bertanya bisa menjadikan sesuatu yang mulanya halal menjadi haram.

“Sesungguhnya orang Muslim yang paling besar kejahatannya,” lanjut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “adalah yang menanyakan sesuatu yang tidak diharamkan, kemudian menjadi diharamkan lantaran pertanyaannya tadi.”

Maka, mari menjaga lisan kita masing-masing, dan berupaya untuk mengingatkan sesama. Cukupkan diri dengan perkataan yang baik, dan hindari semua perbincangan terlarang meskipun mengsyikkan.

Kerjakan perintah sesuai kesanggupan dengan tidak banyak bertanya yang tidak perlu. Sebab itulah yang menjadi sebab kehancuran generasi terdahulu. [Pirman]

Artikel sebelumnyaKecerdasan ‘Ali bin Abi Thalib
Artikel berikutnyaInilah Sifat Rasulullah dalam Kitab Taurat